Inilah Penyebab Nokia Bangkrut Menurut Studi Para Ahli

“Kami tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi entah mengapa kami kalah”, sebut eks CEO Nokia, Stephen Elop sambil menyeka setitik air matanya, ketika mengumumkan akuisisi Nokia oleh Microsoft pada 2013 lalu.
Lantas, mengapa Nokia gulung tikar lalu dibeli Microsoft? Tak ada yang menyangkal, Nokia pernah menjadi raksasa telepon seluler dunia yang seakan tidak akan pernah dapat ditumbangkan pada dekade 1990-an sampai 2000-an silam.
Nokia digunakan oleh banyak orang sehingga masih melegenda sampai sekarang. Tak ada yang menyangka dan menduga, bagaimana bisa Nokia bangkrut.
Keperkasaan Nokia mulai mengendur ketika Apple merilis iPhone di tahun 2007. Nama Nokia sekarang memang timbul lagi karena HMD Global yang memegang lisensi atas merek Nokia, namun Nokia yang dahulu dan sekarang adalah perusahaan berbeda.
Apa sebetulnya yang menyebabkan robohnya donimasi Nokia di industri telepon seluler? Mengapa Nokia gulung tikar? Pertanyaan ini menarik banyak perhatian peneliti dan akademisi untuk melakukan studi kasus.
Sejarah Nokia
Nokia merupakan perusahaan asal Finlandia yang sempat menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Finlandia dan dunia. Pada tahun 1865, Fredrik Idestam mendirikan perusahaan penggilingan kayu yang bernama Nokia, kata Nokia sendiri diambil dari nama sebuah kelompok sosial yang tinggal di Finlandia Selatan.

Kemudian pada sekitar tahun 1950, Nokia mulai membangun divisi elektronik sebab Nokia melihat bahwa industri elektronik menjanjikan masa depan yang cemerlang, pendirian divisi ini merupakan permulaan terjunnya Nokia ke dalam industri telekomunikasi.
Kesuksesan Nokia tak didapatkan dengan instan, namun melewati proses trial & error yang panjang, Nokia melakukan kekeliruan dan belajar dari kekeliruan-kekeliruan tersebut sehingga Nokia sanggup menciptakan inovasi-inovasi yang membuat mereka menguasai pasar telefon genggam selama 14 tahun sebelum tahtanya direbut oleh Samsung.
Dalam Pada era kejayaannya, Nokia banyak mengeluarkan produk telefon genggam dengan model yang baru dalam waktu yang tak terlalu jauh & diterima dengan respon positif oleh pasar.

Tahun 1981, Nokia sukses meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT adalah jaringan selular multinasional yang pertama di dunia. Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT dikenalkan ke sejumlah negara dan memperoleh sambutan yang luar biasa yakni sebesar 2.100 seri telepon seluler Nokia sukses besar. Sasaran penjualan sebanyak 500 ribu unit sukses ditempuh pada 1994. Dengan karyawan sebanyak 54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130 negara.
Nokia menjadi produsen telepon seluler yang terbesar di dunia. Pada 1998, konsentrasi Nokia pada telekomunikasi dan investasi dalam teknologi GSM sudah membuat perusahaan menjadi pemimpin telepon seluler di dunia.
Tapi Nokia tidak selamanya berjaya, pada awal 2010, ketatnya kompetisi produk telepon seluler dunia membikin Nokia terus menerus mengalami kemunduran, Nokia yang terus menerus mengalami kerugian sampai pada akhirnya pada tanggal 25 April 2014, Nokia sah diakuisisi oleh Microsoft yang lalu mengakhiri kejayaan Nokia perusahaan dalam bisnis telepon selular selama 34 tahun.
Kenapa Nokia Bangkrut?
Tentu, ada banyak elemen penyebab yang cukup rumit. Tapi, beberapa peneliti menyorot tiga hal utama dari faktor internal perusahaan, yaitu:
- Kualitas teknologi yang kalah dari Apple
- Arogansi jajaran manajer
- Lemahnya visi perusahaan
Tiga hal tersebut kemudian dirinci lebih mendalam oleh Regu O. Vuori, asisten profesor manajemen strategi Universitas Aaltoo dan profesor strategi, Qui Huy, dari sekolah tinggi bisnis INSEAD Singapura.
Mereka menulis sebuah karya ilmiah berjudul Distributed Attention and Shared Emotions in the Innovation Process: How Nokia Lost the Smartphone Battle.
Dalam studi ini, periset mewawancarai 76 manajer tingkatan atas dan menengah serta teknisi Nokia. Mereka juga mewawancarai spesialis eksternal dan melaksanakan investigasi mendalam.
Faktor Internal
Berikut ini beragam faktor internal yang menyebabkan kebangkrutan Nokia:
1. Lingkungan kerja yang kurang sehat
Manager level tengah tidak memberi tahu keadaan sebenarnya kepada manager level atas, ini karena adanya ancaman pemecatan jika laporan penjualan gagal memenuhi target, ditambah dengan tudingan manager level tengah kurang ambisius untuk mencapai target.
2. Manager kurang kompeten
Manajer level atas Nokia disebut kurang kompeten dalam urusan teknis, sehingga memengaruhi cara mereka mengevaluasi kualitas teknologi buatan mereka dalam menentukan target dan keputusan. Sementara, di Apple, posisi pimpinan diisi oleh para teknisi berpengalaman.
3. Terlalu fokus pada symbian
Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa menghasilkan inovasi yang berarti, dan seolah menganggap remeh teknologi baru yang sedang naik daun seperti iOS dan Android.
4. Tidak ada prospek untuk masa depan
Nokia seringkali menjadi pencetus dalam meluncurkan produk terkini tetapi tanpa prospek masa depan yang jelas. Nokia gagal mengantisipasi, memahami atau menyesuaikan diri untuk menghadapi perubahan zaman.
5. Kegagalan windows phone
Pada akhirnya Nokia seperti sadar bahwa symbian amat sangat tertinggal dari Android dan iOS, namun taktik mengganti symbian dengan Windows Phone 8 milik Microsoft tidak berhasil, dan menyia-nyiakan hasil riset dan pengembangan symbian yang sudah memakan banyak biaya dan tenaga.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal ada juga faktor-faktor eksternal diluar kendali Nokia yang menyebabkan kebangkrutannya, yaitu:
1. Smartphone Booming
Semenjak pertamakali munculnya smartphone iPhone dan Android, pengguna mobile phone sangat cepat dalam melakukan transisi ke smartphone dan meninggalkan ponsel Nokia.
2. Ekosistem smartphone
Ekosistem Android dan iOS sangat mudah dipelajari, sehingga menarik minat banyak developer untuk membuat aplikasi di platform tersebut. Alhasil ada banyak pilihan ragam aplikasi bagi pengguna Android dan iOS. Sedangkan pada Nokia dengan Symbian / Windows Phone berbanding terbalik, tak banyak pilihan aplikasi yang tersedia.
3. Smartphone murah
Vendor smartphone China (Huawei, ZTE) dan Korea (Samsung, LG) mengeluarkan smart phone low cost untuk menyaingi kerajaan Nokia di negara berkembang.
4. Persaingan bebas
Persaingan bebas membuat seluruh perusahaan termasuk Nokia berkompetisi ketat dengan perusahaan lain. Yang tercepat, termurah dan terbaiklah yang akan menang.
5. Collaborative innovation
Samsung dari awal sadar tidak akan sanggup melawan kompetensi software Apple. Karena itu langsung berkolaborasi dengan software Android milik Google. Sedangkan Nokia dinilai sangat terlambat saat mengambil keputusan untuk berkolaborasi dengan Microsoft.
Referensi:
- https://aliefworkshop.com/2013/01/16/studi-kasus-nokia-dari-sudut-pandang-manajemen-nokia/
- https://www.bernas.id/4368-pernah-berjaya-inilah-kisah-nokia-yang-belum-anda-tahu.html
- https://knowledge.insead.edu/sites/www.insead.edu/files/images/asq_2015_print_vuori_huy_distributed_attention_and_shared_emotions_in_innovation_process.pdf